Toko Bunga: Mendulang Untung dari Bisnis Bunga Krisan

Bookmark and Share


Bisnis bunga potong, terutama bunga jenis Krisan, Krisantemum atau lebih dikenal sebagai bunga Seruni hingga saat ini masih menjanjikan. Salah satu sentra budidaya bunga yang banyak dipakai buket dalam acara perkawinan, maupun acara seremonial lain itu, adalah di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.

Menurut salah seorang pelopor budidaya bunga dengan nama latin Chrysanthemum indicum L ini, Andry, permintaan pasar dalam dan luar negeri cukup bagus. Bahkan, pada hari-hari tertentu semisal pada saat hari besar, permintaannya bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat. "Untuk konsumsi lokal (Malang) saja masih kurang, apalagi untuk kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Denpasar. Begitu juga pasar luar negeri, seperti Singapura, masih sangat kurang," kata Andry yang juga Ketua Paguyupan Petani Apel Poncokusumo. Bunga ini nantinya akan di jual ke Toko Bunga yang ada di daerah tersebut.

Untuk saat ini, Malang memang termasuk kota besar keempat setelah Jakarta, Bandung, dan Denpasar, yang banyak menyerap produk bunga potong, khususnya Krisan."Mungkin karena ditunjang keberadaan Malang sebagai kota tujuan wisata, banyak hotel yang memerlukan bunga ini untuk buket maupun acara-acara seremonial lainnya, selain untuk pesta pernikahan tentunya," paparnya kepada Jongjava.

Beberapa varietas bunga Krisan yang menjadi idola di beberapa Toko Bunga di pasar, diantaranya jenis spray dan standar.

Spray adalah jenis bunga yang dalam satu tangkainya terdapat beberapa kuntum dengan ukuran yang lebih kecil dengan diameter sekitar 5,5 cm dengan pajang tangkai sekitar 65,70 cm. Sedangkan standar, dalam satu tangkai terdapat satu kuntum bunga saja dengan ukuran diamater yang mencapai dua kali lipat jenis spray. "Dibandingkan yang spray, yang standar lebih banyak dicari," kata Andry.

Lumayan Mudah

Sementara itu, proses budidaya Krisan sendiri tidak terlalu rumit. Pada masa pertumbuhan krisan harus diberi naungan (green house) dan sinar buatan selama 16 jam sehari. Saat kuntum bunga mulai bermunculan, cahaya harus dikurangi 8 jam sehari agar warna bunganya sempurna. "Cuacalah yang paling banyak mempengaruhi pertumbuhan kuntum Krisan. Misalkan kalau di Malang ini, turunnya kabut,'' jelas Andry.

Turunnya kabut, tambahnya, bisa membuat masa panen mundur lantaran kurang sempurnanya masa pemekaran. Selain itu, kabut dan cuaca yang kurang kondusif bisa menimbulkan tumbuhnya jamur."Inilah yang harus diantisipasi" terangnya.

Dibandingkan dengan daerah lainnya, cara tanam bunga krisan Poncokusumo ini berbeda dengan yang lainnya. Misalkan di KOta Batu. Di kota Batu, Krisan banyak ditanam di tegal (kebun terbuka) dan bisa berbunga lebih dari satu kali. Karakteristik tanahnya memungkinkan tanaman bisa lebih dari sekali potong. Sedangkan Krisan Poncokusumo, sekali potong. Artinya, sekali tanam, setelah panen, tanaman harus dicabut dan diganti lagi dengan tanaman/bibit baru. Masa tanam hingga masa panen berkisar antara tiga sampai empat bulan. Sehingga, rata-rata, petani Krisan bisa memanen hasil kebunnya tiga sampai empat kali dalam setahun.

jongjava.com

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger